Pengendalian Inflasi di Kota Cimahi Bulan September Capai 2,30 %, ini kata Dikdik

CIMAHI – Penjabat (Pj) Walikota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan menyatakan,  pengendalian inflasi di Kota Cimahi semakin menunjukan kinerja positif walaupun sempat terpuruk di awal-awal tahun.

“Ternyata faktanya bisa terlihat dari hasil yang ada saya sampaikan Januari kita mencapai 7 persen, bulan ini inflasi Cimahi menjadi 2,30 persen dibawah rata-rata Jawa Barat,” kata Dikdik Suratno Nugrahawan, Senin (16/10/2023).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),  inflasi di Kota Cimahi, Januari berada diangka 7,37 persen, Februari menjadi 7,50 persen, dan  Maret menjadi 5 persen.  Bulan April turun menjadi 4,17 persen, selanjutnya  Mei menjadi 3,90 persen, Juni 3,28 persen, Juli 2,89 persen, Agustus 3,12 persen dan September 2,30 persen.

Dikdiktidak memungkiri laju inflasi diawal tahun memang sempat menunjukan kinerja yang tidak baik, dimana sempat berada diperingkat ke-6 di Indonesia.

Selanjutnya Dikdik juga mengungkapkan, penyebab yang membuat inflasi tinggi di Kota Cimahi saat itu ialah dari harga cabai, daging ayam, bawang putih, dan beras yang memang tinggi.

“Alhamdulillah peringkatnya turun menjadi ke peringkat 264. Artinya, kinerja penanggulangan inflasi di Cimahi ini cukup baik,” ujar Dikdik.

Dikdik mengatakan, membaiknya kineja inflasi di Kota Cimahi berkat kerja keras yang dilakukan para pegawai di lingkungan Pemkot Cimahi. Termasuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

“Ini hasil kerja keras dari tim pengendalian inflasi di Pemkot Cimahi,” ucap dia.

Dikdik menjelaskan, tren laju inflasi di Kota Cimahi sendiri tidak bisa berdiri sendiri karena dipengaruhi wilayah lain di kawasan Bandung Raya. Seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Contohnya inflasi di Cimahi sebetulnya inflasi yang juga terjadi pula di Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan KBB. Karena daerahnya kan saling beririsan,” pungkas Dikdik. (Red).*

Baca Juga :  Mau Ambil BPNT Bayar 5.000, Warga Mengeluh