Disdik Jabar, Izinkan 51 SMA/SMK Gelar KBM Tatap Muka

Reporter : Megi.S.I.Kom

BANDUNG, Silatjabar.com,-  Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi memastikan hanya ada 51 sekolah tingkat SMA/SMK di Jabar yang diperbolehkan menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

Itupun, sesuai SKB 4 Menteri dalam menerapkan kriteria sekolah yang di izinkan berdasarkan zona daerah, ujarnya.

Di Jawa Barat, kata Dedi. Ada sekitar 228 kecamatan daerah zona hijau. Artinya, daerah yang belum pernah terjadi kasus COVID-19.

Pertimbangannya,  selain di zona hijau, daerah tersebut konektivitas internetnya rendah. Sehingga, KBM tidak memungkinkan dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (online), tegas Dedi.

“Kita sudah putuskan, 51 SMA/ SMK untuk bisa membuka KBM tatap muka. Selain di zona hijau, daerah tersebut juga memang memiliki konektivitas internet rendah,” kata Dedi pada Silatjabar.com saat dikonfirmasi lewat telepon selulernya. Sabtu (19/09/2020).

BACA JUGA
 

Menurut Dedi, awalnya ada 71 sekolah yang diizinkan buka. Tetapi, melihat kestabilan zona hijau atau perubahannya, jelas kontradiktif.

Ketika dilihat dari indikator warna zona, kata dia. Seperti halnya, dari hijau ke kuning atau oranye, dipastikan hanya 51 sekolah yang diizinkan.

Itu juga, disesuaikan dari hasil laporan dari Ketua Gugus Tugas Covid-19 di Kabupaten/ Kota, ujarnya.

“Hasil koordinasi dengan vendor dan Telkomsel dengan metode lacak jaringan. Maka, diputuskan hanya 51 sekolah saja. Itupun, mayoritas daerah pinggiran yang susah  koneksi internet,” pungkas Dedi.

BACA JUGA
 

Sementara itu, untuk 20 sekolah lainnya, saat ini, Kata Dedi. Sebenarnya masih memiliki konektivitas internet yang memadai untuk dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, diakuinya memang masih ada sedikit kendala masalah insfrastruktur.

Baca Juga :  Pemdes Cimanggu Laksanakan Vaksin Tahap Pertama

“Memang benar, masih ada sebagian sekolah dari segi prasarannya yang kurang memadahi,” imbuh Dedi.

Untuk itu, Dedi menegaskan pihaknya akan terus monitoring perkembangan setiap sekolah di daerah. “Kita akan evaluasi terus, intinya sampai benar-benar kondusif dan aman,” tutup Dedi.***

Editor : Lily/ LG.

IKLAN