Edwin Akui Pencak Silat Mampu Bersaing di Mixed Martial Arts

Reporter : Liputan Khusus

BANDUNG, Silatjabar.com,- Olah Raga Beladiri Mixed Martial Arts (MMA) atau lebih dikenal seni bela diri campuran, saat ini memang lagi naik daun, terlebih dikalangan milenial.

Mengapa demikian, pasalnya beladiri modern ini selain membutuhkan teknik tinggi dalam pertarungan seperti tendangan, pukulan bahkan pergumulan. Tentunya, dibutuhkan fisik yang prima dan mentalitas yang kuat karena full Body contact.

Bahkan, sebenarnya beladiri kategori tarung ini pernah dimainkan pada Zaman Yunani Kuno yang disebut pankration secara etimologi berarti semua kekuatan.

Namun seiring waktu dan perkembangannya, MMA di zaman modern lebih dikemas profesional. Dan MMA lebih populer ketika diadakan kompetisi global Ultimate Fighting Championship (UFC) pada tahun 1993 oleh  Art Davie, Rorion Grace dan Jhon Millius.

Hingga saat ini, MMA terus berkembang pesat di tanah air, sepertiONE PRIDE” menjadi acara stasiun televisi swasta nasional yang di sukai kaum milenial karena konsisten penanyangannya. Dan Pencak Silat ikut andil di dalam olah raga bela diri yang memacu andrenaline tersebut.

Edwin Sanjaya, Ketum MASPI dan Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung. merupakan perintis Bandung Figthing Club. Foto Istimewa (Wahyu.Red)*

Hal itu, diungkapkan Ketua Umum Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI), Edwin Sanjaya pada Silatjabar.com. Ketika Tim Redaksi menyambangi Kantornya di DPRD Kota Bandung, Jl. Sukabumi, No.30, Bandung. Senin (20/07).

Edwin mengaku, di tangannya seni beladiri tradisional pencak silat telah diracik menjadi jurus yang handal dalam pertarungan Mixed Martial Arts (MMA).

“Memang mayoritas mereka dari Tinju, Muay Thai, Karate, Taekwondo, Judo, Jujitsu dan Gulat. Tapi lihat sekarang, Pencak Silat justru lebih dominan,” katanya.

Baca Juga :
 
 

Menurutnya, Pencak Silat memiliki kelebihan yang tidak ada di bela diri lain. Seperti halnya, teknik sapuan, bantingan dan tangkisan. Bahkan, meskipun terlihat lembut namun justru lebih efektif dan efisien.

Baca Juga :  Sikat Jakarta Pertamina Fastron di Grand Final, Bjb Tanda Mata Juara Proliga 2023

“Saya kadang gunakan maenpo cikalong dan maenpo peupeuhan. Dan itu, sudah teruji dan bisa dibuktikan,” tutur Edwin yang saat ini juga sebagai Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung.

Berbicara peluang bersaing di MMA, kata Edwin. Pencak Silat memiliki kans besar untuk bersaing. Hal itu dibuktikan adanya atlet yang sudah berprestasi ditingkat nasional maupun internasional.

“Beladiri MMA itu saling melengkapi, dan pencaksilat membuktikannya. Seperti, Ade Permana dan Gugun Gusman mereka murni dilahirkan dari pesilat,” jelasnya.

Saya adalah salah satu pendiri tarung bebas di Bandung yaitu (BFC) Bandung Fighting Club, kata dia. Menurutnya, saat ini sudah banyak atletnya yang meraih prestasi.

“Alhamdulillah, BFC telah meraih prestasi MMA di tingkat Nasional. Bahkan Internasional” katanya.

Untuk itu, kata Edwin. Pihaknya berencana terus mengembangkan beladiri pencak silat untuk dapat berkolaborasi di MMA.

Meski demikian, pesilat harus tetap menguasai beladiri lain. Namun, tetap tidak mengubah ciri khas budaya pencak silat sebagai beladiri tradisional. 

“Kita pernah adakan pertandingan Silat Bebas. Alhamdulillah, animo luar biasa dan berhasil,” tutur dia.

Disinilah, kedepannya Pencak Silat bisa lebih modern di kenal dunia internasional, imbuh Edwin. Bukan sekedar tradisional tapi juga berkualitas dan profesional.

“Saya berharap pencak silat bisa lebih bersaing dan mampu menguasai MMA. Kenapa tidak?, tetapi harus juga menguasai beladiri lainnya,” tutup Edwin Sanjaya.***

Iklan :