SMPN 5 Simpenan Satap, Selain Terisolir Juga Blank Spot

Reporter : Liputan Khusus

KABUPATEN SUKABUMI– SILATJABAR.COM,- SMPN 5 Simpenan Satap yang terletak di Dusun Cianggrek, merupakan salah satu wilayah terisolir yang ada di Desa Mekar Asih Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.

Untuk mencapai lokasi, jarak yang harus ditempuh dari Kantor Desa Mekarasih sampai Dusun Ciangkrek, sekitar 15 KM. Namun, terlebih dahulu harus melewati Desa Tetangga Cibuntu.

Perlu diketahui, Insfrastruktur jalan ke Dusun Cianggrek, masih berupa jalan hasil pengerasan, bahkan ada yang masih jalan tanah atau jalan setapak. Dengan kecuraman turunan dan tanjakan yang cukup ekstrim dan terjal.

Sehingga, masih banyak warga sekitar melakukan aktivitas dengan berjalan kaki, adapun moda transfortasi roda dua. Itupun, harus di rancang khusus dan punya nyali tinggi untuk mengendarainya.

Disela-sela Kesibukannya, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Sukabumi, Usep Wawan, menyempatkan untuk melakukan kunjungan ke dusun Ciangkrek. Selasa, (25 /08/2021).

“Betul, untuk mencapai dusun Cianggrek bukan perkara yang mudah, mengingat medan jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan sangat sulit. Bahkan kadang harus berjalan kaki karena sulitnya medan yang dilalui,” ujar Usep Wawan.

Kedatangan Ketua Fraksi Gerindra,. Usep Wawan pun disambut antusias oleh warga dan kepala dusun (Kadus) Cianggrek, Asep Kentung dan Kepala Sekolah SMPN 5 Simpenan Satap. 

“Kita prihatin pa, semoga pemerintah tahu, yang lebih miris kalau ada yang sakit harus ditandu jalan kaki. Sehingga banyak yang meninggal di pertengahan jalan karena tidak tertolong,” keluh dia.

Hal senada dikatakan, Kepsek SMPN 5 Satap, Imam Nurrahman, S.Pd, M.Pd, pihaknya mengaku prihatin atas kondisi sekolahnya.

Pasalnya selain kondisi terisolir, juga akses internet yang blank spot. Sehingga, ditengah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) jelas sangat kesulitan.

Baca Juga :  Studi Lapangan Calon Kepsek, Kadisdik: Jadilah Kepala Sekolah Berintegritas

“Sulit sekali, nga ada sinyal, mohon di mengerti agar pemerintah segera untuk menindaklanjuti. Jangan sampai siswa jadi korban,” tutur Kepsek. (Red).**