News  

Matahari Ikut ‘Lockdown’, Bumi Terancam Gempa

Bintik - bintik Matahari terlihat jelas (Fotosfer).

Reporter : Liputan Khusus.

BANDUNG, Silatjabar.com,- Sabtu (16/05) Para ilmuwan mengatakan bahwa matahari akan lebih dingin periode ini yang dapat menyebabkan cuaca dingin, gempa dan kelaparan.

Beberapa ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terparah penurunan sinar matahari sepanjang sejarah dibuktikan oleh bintik matahari yang menghilang.

Bintik matahari adalah bagian dari permukaan matahari (fotosfer) yang dipengaruhi aktivitas magnetis hebat, yang mengakibatkan terhambatnya konveksi, membentuk daerah bersuhu lebih dingin.

Dikutip dari The Sun, astronom Dr. Tony Phillips mengatakan, “Solar Minimum sedang berlangsung dan ini yang terparah.” katanya.

Baca Juga :

 

Solar minimum adalah Matahari melontarkan lebih sedikit energi ke Bumi sehingga suhu planet yang kita huni jadi menurun.

Hitungan bintik matahari menunjukkan bahwa ini adalah salah satu yang terparah abad ini. Medan magnet matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya.

Kelebihan sinar kosmik menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan udara di kutub, memengaruhi elektro-kimia atmosfer atas Bumi, dan dapat memicu adanya petir.

Para ilmuwan NASA khawatir itu bisa menjadi pengulangan Dalton Minimum, yang terjadi antara 1790 dan 1830 yang mengarah ke musim dingin yang parah, kegagalan panen, kelaparan dan letusan gunung berapi yang kuat.

Baca Juga :
 

Dalton Minimum adalah periode penghitungan bintik matahari rendah, yang mewakili aktivitas matahari rendah. Suhu anjlok hingga 2 Celcius lebih dari 20 tahun, menghancurkan produksi pangan dunia.

Baca Juga :  Sosialisasikan Hasil Perundingan RCEP di Kabupaten Garut, Kemendag: Terkesan dengan Kreativitas Pelaku Usaha

Pada 10 April 1815, letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun terjadi di Gunung Tambora di Indonesia, menewaskan sedikitnya 71.000 orang.

Hal itu juga menimbulkan sebutan “Tahun tanpa Musim Panas pada 1816”, dan juga dijuluki “Abad 18, membeku hingga kematian,” ketika muncul salju di bulan Juli. (Dikutip.Ring-Times)***